Sejarah Metode Pencatatan Double Entry

4:43 PM
Selamat datang di mohayworld, terima kasih telah berkunjung di blog saya dan semoga materi matkul teori akuntansi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda...

Sejarah Metode Pencatatan Double Entry

Banyak yang mengemukakan sejarah dari metode pencatatan double entry oleh para ahli. Sekitar abad ke 15 tepatnya tahun 1494 akuntansi dimana buku ini merupakan hasil karya seorang Venesia yang bernama Luca Pacioli. Bukunya berjudul ”SUMMA DE ARITHMATICA, GEOMETRICA PROPORPIONI ET PROPORTIONALITA”. Bagian buku tersebut membahas tentang akuntansi berjudul ”TRACTACUS DE COMPUTIS ET SCRIPTORIA”. Buku ini membahas bahwa transaksi ekonomi dicatat dua kali yaitu pada sisi debit dan sisi kredit. 

Banyak masyarakat eropa menggunakan metode tersebut dan beberapa berpendapat mengenai metode double entry sebagai berikut.

Littleton’s Antecedent 

Menurut Littleton, agar double entry muncul ke permukaan maka persyaratan tertentu harus dipenuhi. Persyaratan itu adalah “materi” dan “bahasa”. Untuk kelompok materi, dimasukkan kekayaan pribadi, modal, perdagangan dan kredit. Untuk kelompok bahasa, dimasukannya tulisan, uang dan perhitungan. Menurut pndapat Littleton, persyaratan ini belum dapat dikenali sebelum Pacioli dan kalaupun ada belum memiliki intensitas sempurna pada masa peradaban kuno.

Kendatipun demikian, wajar jika kita berterimakasih kepada Pacioli atas kontribusi yang diberikan karena telah membahas sistem pencatatan double entry book keeping ini ke dalam sebuah buku yang dapat dengan mudah dipelajari oleh masyarakat dan sebagai salah satu referensi pengembangan  awal akuntansi modern. 

Versi yang lain pun, seperti Peragallo, menyebutkan bahwa orang yang pertama menulis tata buku berpasangan adalah Benedetto Cotrugli, dengan bukunya yang berjudul Della Mercatua del Merchante perfetto yang selesai ditulis pada tahun 1458 dan diterbitkan pada tahun 1573. Sebenarnya bahan-bahan mengenai sistem pembukuan ini telah ditemukan di Florence pada tahun 1211, 283 tahun sebelum terbitnya buku pacioli. Sejak tahun itu berkembang sistem pembukuan di itali. Menurut Kiyoshi Inoue dari saitaa University (The Accounting Historian Journal spring 1978) menyebutkan sebagai berikut: 

Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti pacioli) tentang double entry adalah Benedetto Cotrugli pada tahun 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku pacioli terbit. Dengan penjelasan ini, pertentangan sebenarnya tidak ada. 

Dalam bukunya ia menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi pencatatan pada era perkembangan perdagangan pada abad ke-9, yaitu sebagai berikut: 
  • Bahan atau Material (sesuai yang dibutuhkan untuk bekerja) yang terdiri dari:

  1. Kekayaan pribadi
  2. Modal
  3. Berdagang
  4. Kredit.

  • Bahasa atau Language (media yang menjelaskan tentang bahan) yang terdiri dari:
  1. Tulisan, yang berarti pencatatan
  2. Uang, sebagai media ertukaran yang dominan
  3. Arithmetic, yaitu perhitungan atau akuntansi.

Oleh karena itu apa yang telah dijabarkan baik dalam summa de Arithmatica Geometrica Proportioni et Proportionalita maupun dalam Mercatua e del Mercatua e del Mercante Perfetto nya Cotrugli adalah sama-sama suatu bagian dari proses pengembangan cara pencatatan yang sistematik dari yang sudah ada dan didasarkan pada kondisi masyarakat waktu itu.

Beberapa Temuan Double Entry Pre-Pacioli

Temuan mengenai pencatatan dengan sistem buku berpasangan yang merupakan bangunan dasar akuntansi modern tidak terlepas dari berkembangnya ilmu arimatika, yaitu yang dikembangkan dari persamaan aljabar (sebuah ilmu hasil ijtihad pemikir Muslim ternama, yaitu Al-Jabr), arimatika dan temuan angka nol oleh Al-Khawarizmi (logaritma) pada abad ke-9 M. ia menulis tentang Al-Jabr wa’l mughabala atau yang lebih dikenal dengan aljabar atau algebra, yang telah menjadi dasar kesamaan akuntansi. Dari sisi budaya, bangsa arab waktu itu pun sudah memiliki administrasi yang cukup maju praktik pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodic, dan penutupan buku.

Al-Khawarizmilah yang memberikan kontribusi besar bagi pengembangan matematika modern di eropa, akuntansi modern, yang dikembangkan dari persamaan aljabar dengan konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan persoalan-persoalan pembagian harta warisan secara adil sesuai dengan syariah yang ada di alquran, perkara hokum (law suit), dan praktik-praktik bisnis perdagangan.

Dengan berkembangnya peradaban social budaya masyarakat arab, ilmu pengetahuan dan teknologi ini menarik bagi sejumlah kalangan ilmuan di Eropa. Di antaranya, Leonardo Fibonacci da Pisa melakukan perjalanan ilmiahnya ke timur tengah. Dialah yang mengenalkan angka arab dan aljabar atau metode perhitungan ke benua Eropa pada tahun 1202 melalui bukunya yang berjudul Liber Abacci serta memasyarakatkan penggunaan angka arab tersebut pada kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan ekonomi dan transaksi perdagangan.

Maka, jelas sekali selain dari bangsa Eropa yang belajar ke timur tengah, pedagang-pedagang muslim pun tak kalah andilnya di dalam menyiarkan (transformasi) ilmu pengetahuan. Hal ini tidak terlepas dari ajaran Alquran yang menyeruhkan untuk berdakwah.

Sejarah membuktikan beberapa sistem pencatatan perdagangan sebenarnya telah berkembang di madinah al munawarah pada tahun 622 M atau bertepatan dengan tahun 1 Hijriah (Adnan, 1997), petugas yang melakukan pencatatan dan pemeriksaan serta menjaga pencatatan disebut Diwan (yang mengalami morfologi bahasa menjadi Dewan). Diwan ini telah ada pada zaman Khalifah Umar Ibnu Khattab pada tahun 634 M dengan baitul maalnya. Istilah awal dalam pembukuan saat ini dikenal dengan Jarridah atau berkembang mengjadi istilah di dalam bahasa inggris Journal yang secara harfiah berarti berita. Di Venice, istilah ini dikenal dengan sebutan Zornal (Martinelli, 1977 dalam Adnan, 1997).

Kemudian keberadaan ini dapat juga dilihat dari adanya perintah dalam alquran yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang mewajibkan dibuatnya pencatatan transaksi-transaksi yang belum tuntas seperti adanya utang-piutang. Sayangnya literature belum banyak menganalisis bagaimana bentuk eksistensi akuntansi pada zaman itu (lebih kurang 570 Masehi). Dalam literature akuntansi, yang jadi asal mula akuntansi selalu disebut di Eropa.

Pada awalnya penerapan akuntansi oleh muslim waktu itu tidak terlepas sistem perdagangan yang dikenal dengan konsep mudharabah, perintah syariah yang termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang mewajibkan pencatatan dan pemeriksaan (praktik akuntansi dan audit) dengan baik dan benar, surat Hut ayat 85 yang mewajibkan muslim untuk melakukan proses penakaran atau timbangan dengan benar, yang pada perinsipnya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, yaitu reliability dan Verifiability, dan untuk tujuan perhitungan zakat.

Itulah sejarah perkembangan praktik akuntansi dengan teknik tata buku berpasangan yang banyak diduga oleh ahli akuntansi dewasa ini, sebagai hasil refleksi pelurusan sejarah, lahir dari perdaban bangsa arab yang telah memiliki akidah islamiah dalam ekonomi.

Meskipun pacioli bukanlah penemu utama dalam tata buku berpasangan, Pacioli sangat membantu di dalam menyebarkan gagasan mengenai tata buku berpasangan ke seluruh dunia.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Related Post